coka
iba adalah suatu bentuk upacara tradisional ritual yang di laksanakan
pada tanggal kelahiran Nabi Muhammad Saw. upacara ini sangat menarik
untuk dilestarikan karena bermakna religius. biasanya upacara ini di
laksanakan di dalam Mesjid dengan cara berzikir di mulai dari waktu
magrib sampai dengan waktu subuh an di lanjutkan dengan tari-tarian
dengan menggunakan kostum dan simbol mahluk-mahluk hidup di muka bumi.
Pagelaran Budaya ini hanya terdapat di Kabupaten Halmahera Tengah. Biasa
dilakukan untuk memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW.
# Cakalele, Halmahera Timur
Tarian
ini biasa digelar untuk menyambut tamu agung. Pada awalnya biasa
dilakukan untuk memberi semagat pada prajurit yang akan turun ke medan
laga.# Kedaton Sultan Ternate
Kedaton ini dibangun pada tanggal 24 November 1813 oleh Sultan Muhammad Ali diatas bukit Limau Santosa dengan luas areal 44,560 m2. Berbentuk segi delapan dengan dua buah tangga terutama pada sisi kiri dan kanan depannya. Bangunan ini menggambarkan seekor singa yang sedang duduk dengan dua kaki depan menopang kepalanya. Didalam kedaton tersimpan benda - benda peninggalan milik kesultanan yang khas serta bernilai sejarah antara lain mahkota, Al - qur'an tulisan tangan yang tertua di Indonesia serta berbagai peralatan perang. Di depan istana terhampar lapangan Sunyie Ici dan Sunyie Lamo yang biasanya dipergunakan untuk prosesi upacara adat.
Mahkota
dengan sejumlah perhiasan batu permata, emas, perak, intan, berlian
mira, zamrud akik, dan shafir, mempunyai keunikan rambutnya selalu
bertumbuh dan dipangkas pada Hari Raya Idul Adha dalam suatu upacara
adat masyarakat adat Tenate menyebut mahkota dalam bahasa daerah
"STAMPA".
# HIBUA LAMO
secara
harafiah sebutan Hibua lamo berasal dari dua suku kata yaitu hibua lamo
yang artinya 'rumah besar'. rumah adat ini diklaim sebagai rumah adat
Kabupaten Halmahera utara. hibua lamo memiliki makna filosolfi unifersal
yakni sebagai pusat kekerabatan tanpa membedakan asal usul seseorang.
hibua lamo memiliki ciri khas berbentuk delapan sudut dengan pintu masuk
mengarah ke empat mata angin. dalam bahasa Tobelo disebut wange mahiwara (pintu timur), wange madumunu (pintu barat), karomie (pintu utara), dan kohera (pintu selatan). keempat
pintu yang menghadap ke empat mata angin tersebut memiliki arti bahwa
orang akan masukke dalam rumah hibua lamo masuk dari berbagai penjuru
mata angin. hal ini melambangkan keterbukaan. siapa saja yang datang
akan di terima di hibua lamo.
# Rumah Adat Sasadu
Sasadu adalah nama rumah tradisional di Maluku Utara, rumah ini digunakan masyarakat Sahu dan Jailolo sebagai tempat upacara adat pada saat panen dan tempat musyawarah/rapat masyarakat setempat.
Inilah beberapa adat budaya yang ada di Maluku Utara. Jangan lupa bagikan informasi ini kepada teman anda pada tombol share di bawah halaman ini.